Lokakarya
3 Program Guru Penggerak Angkatan 5, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
SATU
KATA ITU MUSTAHIL
KUCING
HENDAK MENJADI SINGA
CGP
5 DARI KABUPATEN INHIL
SUDAH
SAMPAI DI LOKAKARYA TIGA
Nah way, Program Guru Penggerak Angkatan 5 dari Kabupaten Indragiri Hilir telah sampai pada lokakarya tiga. Saya sangat bersyukur, akhirnya bisa bertahan sampai saat ini karena saya akui banyak halangan dan rintangan terutama masalah kesehatan. Saya berdoa semoga saya senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengikuti program ini sampai selesai. Begitu juga harapan saya dengan teman seperjuangan CGP angkatan 5 Kabupaten Indragiri Hilir. Aamiin. Inilah cerita saya selama mengikuti lokakarya 3. Selamat membaca !
Tanggal 22 Oktober 2022, kami mengikuti lagi
kegiatan lokakarya 3 Program Guru Penggerak di SD Negeri 004 Tembilahan. Sebenarnya,
selain kami ada juga pembukaan Lokakarya angkatan 7 hanya saja ruangannya
berbeda. Sama halnya dengan kegiatan lokakarya 2, kegiatan ini diikuti oleh CGP
(Calon Guru Penggerak), PP (Pengajar Praktik) dan perwakilan dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir serta dihadiri juga oleh Tim Balai Guru
Penggerak (BGP) Provinsi Riau. Kegiatan lokakarya dimulai pada pukul 08.00 wib
dan dibuka oleh pembawa acara. Kegiatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya, Mars Guru Penggerak. serta doa bersama untuk kelancaran
kegiatan ini. Acara berikutnya yaitu kata sambutan dari Balai Guru Penggerak
Provinsi Riau dan Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir. Inti dari kata
sambutan mereka adalah tetaplah semangat dalam mengikuti Program Guru Penggerak
agar kelak bisa menjadi guru yang professional dan pemimpin yang diharapkan.
Aamiin.
Setelah acara pembukaan, kegiatan lokakarya 3
pun dimulai. Sama halnya seperti lokakarya sebelumnya, kami dibagi menjadi 3
kelompok besar dan masuk ke dalam kelas yang telah disediakan panitia. Sama
seperti lokakarya 2 kemarin, kelompok yang bergabung dengan kelompok kami pun
juga berbeda. Kali ini, kelompok kami bergabung dengan kelompok dari Pengajar
Praktik Bapak Syariffudin dan Ibu Butet Nainggolan. Kegiatan dimulai dengan
acara perkenalan. Agar kegiatan lokakarya bertambah semarak, para pengajar
praktik menyuruh kami peserta CGP untuk meneriakkan jargon CGP yaitu “CGP
Angkatan 5 Kabupaten Indragiri Hilir, tergerak, bergerak, menggerakkan, siap,
siap, siap, yes! Setelah suasana mulai semangat, barulah pengajar praktik
menjelaskan tujuan lokakarya kali ini yaitu CGP mendemonstrasikan pemahaman
tentang pembelajaran berdiferensiasi serta CGP mendemonstrasikan pemahaman
mengenai mindfulness dan integrasi 5 kompetensi social emosional dalam praktik
mengajar. Karena tidak semua peserta CGP yang akan mempraktekkan mengajar maka
dilakukan pemilihan secara acak melalui aplikasi putaran jam yang sudah dibagi
kolom-kolom nama kami. Akhirnya, terpilihlah saya sebagai observer bersama 1
rekan lainnya. Dan ibu Mariati yang akan mendemonstrasikan pembelajaran
berdiferensiasi. Kurang lebih 45 menit lamanya kegiatan simulasi mengajar yang
dilakukan oleh Ibu Mariati. Tibalah saatnya saya sebagai observer untuk
mengomentari ibu Mariati saat dia melakukan simulasi. Menurut saya, sebagai
pengamat, Ibu Mariati sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi
secara baik dan menyenangkan. Sudah Nampak konten, produk dalam kegiatan tadi.
Selanjutnya, untuk meregangkan otot-otot para pengajar praktik mengajak kami
untuk senam atau joget yang diputar melalui infokus. Terlihat semua peserta dan
pengajar praktik sangat menikmati alunan musik untuk mengerakkan badan mereka
ke kiri, ke kanan, dan berputar-putar. Hal ini sangat membuat kami senang dan
semangat mengikuti kegiatan lokakarya 3 sampai selesai.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian materi
dari pengajar praktik, Bapak Aripin, Bapak Syariffudin, dan Ibu Butet
Nainggolan tentang p pembelajaran berdiferensiasi dan KSE. Dalam penjelasannya, pengajar praktek
mengatakan bahwa sebagai guru kita wajib untuk menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan KSE agar kita bisa memetakan tingkat kemampuan siswa
berdasarkan tingkatannya, apakah siswa tersebut termasuk dalam kelompok high
(berkemampuan tinggi), middle (berkemampuan sedang), atau low (berkemampuan
rendah). Selain itu juga, kita memetakan siswa berdasarkan gaya belajar mereka,
apakah mereka termasuk gaya belajar visual, audio, audio visual, atau
memperagakan secara langsung (kinestetik). Setelah itu, pengajar praktik
mempraktekkan cara penerapan mindfulness dan teknik STOP sebagai salah satu
kegiatan dalam pembelajaran berdiferensiasi dan KSE. Kami disuruh untuk
memejamkan mata dan merilekskan pikiran kami dengan mendengarkan lagu
instrument yang lembut, menenangkan, dan sangat enak didengar yang mampu
menghipnotis pikiran kita ke suatu tempat yang kita dambakan. Sembari
mendengarkan alunan music, pengajar praktik memberikan instruksi secara pelan.
Setelah kegiatan mindfulness dan teknik STOP, setidaknya pikiran kami jadi
lebih rileks dan sedikit lebih tenang.
Tidak terasa, kegiatan lokakarya pun selesai.
Saya sangat bersyukur, kegiatan berjalan dengan lancar dan sangat menyenangkan.
Ucapan terima kasih saya berikan kepada para Pengajar Praktik, Bapak Aripin, Bapak
Syariffudin, dan Ibu Butet Nainggolan akan ilmu-ilmu bermanfaat yang telah
diberikan kepada kami. Kepada rekan-rekanku sesama peserta calon guru penggerak,.
Semoga kita tetap kompak dan semangat menempuh pendidikan ini dan bisa lulus
menjadi Guru Penggerak bersama-sama. Aamiin.
Belaras, 25 Oktober 2022
#GuruPenggerak
#Bergerak
#Tergerak
#Menggerakkan
Bonus
0 Comments