CERITA AKHIR PEKAN, LATSAR CPNS ANGKATAN 33, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU, PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL BUKITINGGI 2019



CERITA AKHIR PEKAN, LATSAR CPNS ANGKATAN 33, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU



Bapak-bapak ... Ibu-ibu ... malam nanti kita tidak apel ... Jadi, mulai sore bapak/ibu bisa izin untuk liburan ...

Uyeess  ....
Senangnya mendengar informasi itu way ... ingin kuteriakkan ... merdekaaaaaa ... hheee
Pulang dari latihan upacara bendera dan apel, kami para pangeran angkatan 33 ... merencanakan sebuah misi ... yang aku sebut proxy war ... wkwkwk ... karena banyak isu-isu miring yang sedang berkembang di asrama yang sangat menarik untuk disaksikan. Karena isu-isu telah menyebar ... akhirnya membuat kami pangeran angkatan 33 untuk membahasnya di luar asrama sambil jalan-jalan malam. Tapi pambahasan ini cukup pangerannya aja yang tahu ... para bidadari tak bersayap angkatan 33 sangat dilarang untuk mengetahuinya ... pokoknya ... RUMPI SECRET-SECRET ...

Malam itu, selesai makan malam ... kami para pangeran pergi jalan-jalan ke Bukitinggi untuk membebaskan sedikit otak dari segala isinya. Dengan modal aplikasi grab ... kami memesan mobil untuk pergi ke sana. Mengingat dan menimbang kantong celana yang mulai menipis, kami yang berjumlah 8 orang, sepakat untuk memesan satu mobil saja. Bisa bayangkan way ... kondisi di dalam mobil kayak mana ... belum lagi pangeran-pangeran yang memiliki badan yang berlebih ... memakan tempat dan kursi ... tau kan way ... bisalah yekan berimajinasi sendiri ... nanti kalau aku sebutkan di sini ... bisa-bisa aku kena sidang di kamar 339 oleh hakim dan jaksa penuntut umum. Huaaaaa ...
Setelah melalui perjalanan yang penuh dengan kemacetan ... sampailah kami di bukittinggi, tepatnya di tempat wisata jam gadang. Dengan wajah yang sumringah ... kami menikmati liburan kecil kami di sana. Eh ... ternyata dan ternyata ... kami bertemu dengan beberapa bidadari tak bersayap Latsar Angkatan 33. Kita rahasiakan ajalah ya identitasnya ... karena dikhawatirkan akan terjadi proxy war yang lebih mengerikan lagi way ... daripada-daripada yekan way ... lebih baik kita sembunyikan sahaja identitasnya. Lalu, kami mengabadikan momen yang sangat sayang untuk dilewatkan untuk berfoto bersama. Cekrak ... cekrek ... satu ... dua ... bangka ... senyum ... gaya bebas ... gaya kupu-kupu ... yep ... sesi berfoto selesai. Lalu kami melanjutkan untuk mencari angin di sekitar sana. Rupanya mantap juga way ... jalan-jalan malam di sana sambil bercengkrama ria. Namun sayang way ... rupanya waktu tidak pengertian ... dia terus berputar dan tidak mau berhenti ... padahal dan padahal ... kami kan masih mau lama-lama di sini ... tapi ... ahsyudahlah ... ikutin aja alur ceritanya nanti. Tapi sebelum kami pulang ... kami menyempatkan diri untuk membeli belanjaan di sana. Ada yang membeli baju untuk dipakai liburan besok ... ada juga yang membeli baju untuk istrinya ... luar biasa bapak satu ini ... satu kata untuk bapak ini ... amazing ... Sekitar pukul 22.00 kami pulang. Lebih kurang pukul 22.30 kami sampai di asrama dan mengistirahatkan diri untuk melanjutkan liburan esok hari.
Minggu pagi, para penghuni asrama pada sibuk untuk menyiapkan keperluan untuk jalan-jalan. Harap maklumlah way ... karena ini liburan perdana dalam skala nasional ... karena seluruh angkatan , 31, 32, dan 33 ikut berpatisipasi dalam kegiatan ini. Sesuai dengan rencana, kami berangkat sekitar pukul 09.00 pagi. Bus mini dan mobil angkot rupanya sudah stand by di jalan menuju gerbang asrama. Setelah mengurusi izin, konsumsi dan tetek bengeknya yang memakan waktu cukup lama ... akhirnya kami berangkat ke lokasi wisata tujuan. Let’s go way ...
Wisata pertama yang kami kunjungi adalah Lembah Harau. Obyek wisata ini berada di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Keindahan alamnya sudah terasa di daerah sekitar wisata ini sehingga aku tak lupa untuk mengabadikan momen seru ini dari dalam mobil. Oh ya, untuk memasuki wisata ini,di pintu gerbang, kita diwajibkan membayar 5 ribu per orang. Berhubung kami memakai mobil, jadi kami diwajibkan membayar 50 ribu per mobil. Duaar ... sampailah kami di lokasi tujuan wisata. Uwow ... emang tidak salah way ... tempat wisatanya benar-benar recommended banget. Nuansa keindahan alam dan objek wisata buatannya benar-benar menyatu. Di tempat ini, kita bisa menikmati beragam obyek wisata, di antara obyek wisata yang kami kunjungi tadi yaitu naik perahu mengelilingi sungai yang cukup panjang. Untuk naik perahu ini, kita harus merogoh kocek sebesar 10 ribu/orang. Lalu, ada lagi destinasi wisata ala Korea-Korea gitu. Di sana, kita bisa memakai baju khas korea dengan menyewa bajunya sebesar 20 ribu/orang. Tanpa babibu ... para bidadari tak bersayap langsung ke sana. Tau sendirilah yekan ... wanita-wanita sekarang sangat tergila-gila dengan sesuatu yang berbau Korea. Apalagi melihat oppa-oppanya ... para wanita sudah kayak cacing kepanasan ... hmzzz ... sebagai lelaki lokal ... aku merasa sedih ... takut tidak laku way ... hhaaa  ... lupakan sahaja ...
Setelah itu, kami melanjutkan ke destinasi wisata berikutnya yaitu kampung Eropa. Nah, di sini kita bisa melihat berbagai macam rumah dari beberapa negara di Eropa. Di sana kita bisa melihat indahnya warna-warni dari rumah dan ornamen yang melekat dari negara-negara kawasan sana, misalnya kincir angin, menara eiffel, dan lain sebagainya. Berhubung waktu yang tidak mengizinkan kami berlama-lama di sana ...karena masih ada obyek wisata lain yang lokasinya berbeda dan memakan waktu yang cukup lama, jadinya kami hanya berfoto dari luar kampung Eropa tersebut. Jadilah ye way ... daripada tidak sama sekali. Hhee ... Untuk memasuki obyek wisata ini, kita dikenakan tarif sebesar 20 ribu/orang.
Obyek wisata terakhir yang kami kunjungi yaitu Ikan Sakti Sungai Janiah. Lokasi obyek wisata ini terletak di kecamatan baso, kabupaten agam. Obyek wisata ini tepat berada di belakang mesjid Darul Amal. Dari segi bentuk, ikan ini sama seperti ikan-ikan lainnya. Hanya saja ikan ini memiliki sesuatu yang membuatnya berbeda dengan ikan yang lain yaitu legendanya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, dulunya ada anak yang hilang dan tidak pernah ditemukan. Nah, di lain sisi, di daerah sana ada sebuah tempat yang sebelumnya tidak ada ikannya ... namun tiba-tiba ada ikannya. Karena keanehan inilah, masyarakat di sana percaya bahwasanya anak yang hilang tersebut menjelma menjadi seekor ikan. Maka dari itu, masyarakat di sana tidak ada yang berani untuk memakan ikan di sungai janiah karena akibatnya bisa membuat hidup menjadi menderita dan mendapat berbagai macam penyakit sampai ajal menjemput. Untung ye way ... rumahku tidak berada di lokasi obyek wisata ini. Kalau tidak ... berbahaya way ... aku bisa khilaf untuk mengambilnya karena ikannya banyak dan besar-besar. Hhhee ...
Itulah cerita kami way, mengisi akhir pekan yang bahagia ini. Banyak pengalaman dan cerita yang kami ukir di sini. Pokoknya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata ... hhee ... So ... bagaimana way ... apakah kalian berminat untuk berkunjung ke sana juga ... kalau iya ... aku tunggu cerita dari kalian ya way ... sampai berjumpa kembali way ... dadaaaaa ....


Baso, 01 September 2019

 Malam minggu di wisata jam gadang, Bukittinggi



 Kegabutan sebelum berangkat



 om ... telolet om ...
 Makan siang bersama di obyek wisata Lembah Harau




MERASA wanita korea ...
Obyek wisata kedua kami ... Ikan sakti sungai janiah












\

Post a Comment

2 Comments

  1. kompak banget sampai sewa angkot dan bus yaa....
    kami kemaren ga ada yang minat jalan-jalan. cuma yang dari nias aja yg jalan ke harau.

    orang pku udh bosan ke sumbar :(

    ReplyDelete
  2. Kayaknya kami Pantang anggurin wisata yg kren2... Walaupun udah ada yg prnah ksna... Pkoknya... Gas teros travelling ya... Hhee

    ReplyDelete