Kumpulan Cerita Fiksi Terbaik Karya Siswa-Siswi SMPN 4 Mandah

 

Kumpulan Cerita Fiksi Terbaik Karya Siswa-Siswi SMPN 4 Mandah



Petir dan Kilat

 

Karya: Imelda

 

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi petir dan kilat. Rupanya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan petir dan kilat. Mereka mengundang awan, bulan, matahari, dan angin. Awan cinta sama petir calon suaminya kilat. Ia cemburu maka dari itu ia tidak mau pergi di acara itu.

Angin menanyai kepada awan “Apakah kamu pergi di acara ulang tahun pernikahan petir dan kilat ?” Tanya angin. Lalu, awan menjawab “tidak , aku tak ingin pergi!!!”. Kenapa ? Tanya Angin. Aku benci dan aku cemburu melihat petir bahagia sama kilat, jawab awan dengan keras. Lalu, angina memaksa awan untuk pergi dan awan pun terpaksa pergi di acara itu. Keesokan harinya, mereka pun pergi di acara itu. Awan melihat kilat sangat cantik dan ia merasa iri kepada kilat. Kemudian, awan marah dan menghancurkan acara itu. Petir dan istrinya kilat merasa sangat sedih karena acaranya rusak. Awan keluar dari rumah petir dan kilat. Lalu, awan menoleh ke belakang melihat kilat menangis dan awan merasa bersalah.

Seharusnya aku tidak begini, ucap awan sambil bersedih hati. Ia merasa menyesal dan ingin meminta maaf kepada petir dan kilat. Dalam hatinya ia berpikir, apakah maafku bisa membuat acara itu kembali seperti semula ? awan menunduk dan merasa sangat bersalah dan awan tidak lagi cemburu kepada kilat.

 

 

 

 

Perseteruan Monyet dan Anjing

 

Karya: Alisa

 

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang petani yang memiliki kebun kelapa. Pada beberapa hari, pohon kelapa itu banyak buahnya. Lalu, ada seekor monyet yang mengambil buah kelapa itu. Petani itu melihat ada seekor monyet yang memakan buah kelapa itu dan mengusirnya pergi.

Keesokan harinya, monyet itu datang lagi ke kebun kelapa. Petani itu berpikir untuk memelihara seekor anjing agar bisa mengusir monyet. Beberapa hari kemudian, petani itu pun membawa anjing ke kebun kelapa. Anjingnya sangat nurut kepada petani dan garang sama orang yang tidak dikenal dan juga hewan-hewan liar.

Hari berikutnya, monyet itu pun datang lagi ke kebun kelapa pak tani. Namun, ia tidak mengetahui kalau di kebun kelapa sudah ada anjing yang menjaga. Ketika ia hendak mengambil buah kelapa, terdengar suara anjing menyalak karena telah memergokinya mengambil buah kelapa. Monyet itu merasa takut dan terkencing-kencing di celana. Ia pun lari terbirit-birit kabur dari kebun kelapa itu. Dalam hatinya ia berjanji tidak akan mau lagi maling buah kelapa milik pak tani.

Pak tani merasa sangat senang sekali karena kebunnya sekarang sudah aman dari gangguan monyet. Hari demi hari, kebun kelapa itu sangat istimewa. Pohon kelapanya daunnya lebat dan berbuah sangat banyak.

 

 

 

Kucing dan Anjing

 

Karya: Suci Marlilah Muawanah

 

Pada dahulu kala, ada seekor kucing yang tersesat di tengah hutan sendirian. Kucing itu tidak tahu kemana arah jalan pulang. Akhirnya, si kucing pun beristirahat di bawah pohon kelapa dan ia pun tertidur.

Beberapa menit kemudian, datanglah seekor anjing yang berdiri di hadapan kucing dan memanggil kucing yang sedang tertidur. Lalu, kucing pun terbangun dari tidurnya. Ia terkejut melihat si anjing yang berdiri di hadapannya.

Si kucing berkata kepada anjing “mengapa kamu ada berdiri di hadapanku ? kata si kucing kepada si anjing. Aku tersesat, jawab si anjing sambil kebingungan. Syukurlah, aku tidak sendiri di hutan ini karena ada teman yang sama-sama tersesat. Pikir kucing dalam hati. Saya juga tersesat anjing. Balas kucing.

Lalu, anjing dan kucing bekerja sama untuk mencari jalan keluar dari hutan mereka berjalan bersama di tengah hutan. Tak lama kemudian, mereka kelaparan dan haus karena berjalan terlalu lama. Akhirnya, mereka menemukan rumah kecil dan mereka tinggal bersama-sama.aku senang bertemu denganmu, kata si kucing kepada si anjing. Aku juga senang bertemu denganmu kata si anjing, balas si kucing.

Persahabatan mereka pun semakin erat dan mereka tinggal bersama-sama untuk selama-lamanya.

 

 

 

Buah dari Kerja Keras

Karya: Serli Rianda

 

Di dalam terdapat banyak hidup hewan dan juga tumbuhan. Diantaranya ada hewan tupai, keledai, kerbau, gajah, dan monyet. Mereka bersahabat dan ingin menanam pohon. Di suatu musim kemarau banyak tanaman yang kekeringan dan hanya beberapa pohon yang hidup di hutan tersebut. Hewan-hewan tersebut pun kekurangan asupan makanan. Lalu, si monyet pun memikirkan sebuah ide. “wahai teman-temanku semakin hari semakin banyak pohon yang mati maka semakin sedikit pula makanan kita, ucap monyet. Bagaimana cara kita mendapatkan makanan yang banyak dan segar ? Tanya tupai.

Lalu, si monyet memberikan sebuah ide. Bagaimana kalau kita menanam pohon sendiri. Semakin banyak pohon yang ditanam maka makin banyak pula hasil pohonnya, seru monyet. Mendengar ide itu, semua hewan bersemangat.

Mulai hari itu, semua hewan bekerja sama dan membagi tugas masing-masing untuk menanm pohon. Tupai dan monyet bertugas mencari dan mengumpulkan benih. Keledai dan kerbau bertugas mencangkul tanah dan gajah mengambil air. Butuh waktu lama untuk pohon tumbuh dan membutuhkan banyak air.

Beberapa musim kemudian, pohon-pohon itu pun berbuah dan menghasilkan banyak makan. Hutan yang dulunya gundul sekarang sudah penuh dengan buah-buahan yang segar. Hewan-hewan pun memiliki banyak makanan.

 

 

Nenek Sihir dan Pawang Angin

Karya: Chelsy Putri Arsila

 

Dahulu kala, ada sebuah desa kecil yang subur dan makmur desa ini dipimpin oleh seorang pangeran yang adil dan bijaksana. Oleh karena itu, masyarakat yang hidup di desa tersebut hidup rukun dan aman. Tidak ada yang namanya pertengkaran di antara mereka.

Tetapi, pada suatu hari datanglah seorang penyihir jahat yang hendak menguasai desa itu dengan mengambil kerajaan dan ingin membunuh sang pangeran. Dengan kekuatanku, akan kudatangkan angina yang kencang dan deas ini akan hancur seketika, ujar nenek sihir. Setelah mengatakan hal itu, tiba-tiba angin yang kuat datang menyapu seluruh desa itu dan hamper menghancurkan desa tersebut. Sebentar lagi aku akan menguasai desa ini beserta kerajaannya. Kata nenek sihir sambil tertawa terbahak-bahak.

Tidak semudah itu, kata raja pawang angin.  Ternyata kau masih hidup, aku kira kau sudah terbawa angin, ujar nenek sihir. Apakah kau sudah lupa bahwa aku ini adalah pengendali angin. Kata pawang angin sambil tersenyum. Apa ? kata nenek sihir dengan mata melotot. Ia sangat terkejut dan tidak menyangka sama sekali. Sekarang ia merasa asngat ketakutan.

Enyahlah kau dari muka bumi ini nenek nenek sihir jahanam, teriak pawang angin sambil memanggil angin untuk datang. Lalu, seketika itu datang angina kuat yang melempar nenek sihir itu jauh sampai tak terlihat lagi. Akhirnya, enyah juga kau dari muka bumi ini. lalu, angin itu hilang dan desa itu terselematkan.

                                                                                

                                                                                    Belaras, 23 Februari 2023








\

Post a Comment

0 Comments