Live Experience : Kehidupanku di Belaras, Indragiri Hilir


“Cukup Sinyal yang Mati, Cintamu Jangan”

Tidak terasa liburan sudah usai. Waktu 2 minggu rupanya rasanya sebentar saja jika sedang liburan. Rasa hati masih ingin liburan, apalah daya pekerjaan menanti. Kayak lagu yang viral di kalangan tiktokers sekarang, di sana menanti di sini menunggu. Hhee. Ah sudahlah … lupakan. Sekarang waktunya persiapkan diri untuk pulang ke tempat pengabdian. Dari Pekanbaru menuju Tembilahan aku menggunakan travel bersama Buk Yusneti yang biasa aku panggil dengan mamak. Berangkat malam sampai subuh. Istirahat dulu satu malam di Tembilahan, besoknya aku melanjutkan perjalanan pulang bersama teman satu penempatan, Hepra yang sudah menunggu di sana. Dari tembilahan menuju desa Belaras kami menggunakan boat di pelabuhan Lasdap. Kurang lebih pukul 13.00 WIB boat berangkat.
Tiba di desa Belaras sekitar pukul 15.00 WIB. Alhamdulilah, akhirnya sampai juga setelah melewati perjalanan panjang. Bahagia rasanya bisa kembali berkumpul dengan keluarga baruku. Kak Ida, Bang Unyil, Mala, Cik, Fit dan lainnya sudah ada di beranda rumah. Canda tawa menghiasi kepulangan kami setelah 2 minggu tidak berjumpa.
Namun, ternyata kebahagiaan itu hanya sekejap saja. What happen ? Aku dibuat kaget … dan abang terheran-heran … lalu makan sambal terasi campur sayur kol. Just kidding …Wkwkwk… ternyata baru saja kami diberitahu kalau persediaan air untuk masak, mandi, mencuci, dan sebagainya kosong. Karena sudah hampir 2 minggu hujan tidak turun. Jadi, kita harus beli air jika mau mandi atau mencuci (bisa dibaca di post sebelumnya tentang harganya).  Jadi, itu berita pertama yang bikin aku shock. Berita kedua yang tak kalah bikin kaget yaitu sinyal dan jaringan internet sudah berjalan 1 minggu lebih tidak ada. AHSYIYAAALLLLLL….. Aku mencoba menolak berita buruk tersebut … namun hpku tak bisa berbohong dengan garis sinyalnya yang kosong. Sampai 1 minggu kemudian, sinyal pun masih tak ada. Oh tuhan … 1 hari saja tidak bisa akses internet, rasanya bagaimana gituh, apalagi ini sudah hampir 2 minggu lebih. Padahal itulah satu-satunya caraku untuk terhubung dengan dunia luar dari tengah laut tempat tinggalku ini. Kabar berita belum juga sempat aku sampaikan kepada keluarga, teman, dan pemilik hati ini … aseek. Mengingat dan menimbang kejadian ini, dimohon pengertiannya dan daku mohon maaf karena tidak bisa memberi kabar, membalas pesan, dan sebagainya. Ayah, ibu, kakak, ayuk, adik, teman-teman … I want say … sorry. Untukmu khususnya … Aku ingin mengatakan sesuatu … cukup sinyal aja yang mati, cintamu jangan dek … hheee.


Belaras, 27 Juli 2019




Poto drum yang kosong dan Screenshoot sinyal yang kosong


Live Experience : Kehidupanku di Belaras, Indragiri Hilir






























                                  


\

Post a Comment

0 Comments