MATERI DAN TUGAS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII SMPN 4 MANDAH, KAB. INDRAGIRI HILIR, PROV. RIAU (BAGIAN 2)

 


B.      Menjelaskan kembali teks ulasan

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan maksud teks ulasan yang telah dibaca beserta kelebihan ataupun kekurangannya, baik lisan ataupun secara tertulis.

Perhatikanlah teks ulasan berikut.

Judul                      : “Beth”

Bintang                  : Inne Febriyanti, El Manik, Lola Amaria, Reny Djajusman, Saut Sitompul

Sutradara              : Aria Kusumadewa

Produser                : Aria Kusumadewa, Nurul Arifin, Inne Febriyanti, dan Rio Kondo

Skenario                : Nana J. Mulyana

Fotografi               : Enggong Supardi

Produksi                : PT. Sinemata

Durasi                    : 85 menit

 

      “Adakah kata-kata sehat yang keluar dari mulut orang gila?” Ini pertanyaan sederhana. Namun, layaknya pertanyaan sederhana, yang ini pun membutuhkan jawaban yang rumit. Celakanya, jawaban dari pertanyaan inilah yang akan menentukan  persepsi penonton terhadap Beth, film terbaru garapan sutradara muda Aria Kusumadewa.

      Mereka yang memilih jawaban positif, dengan sendirinya akan mencerna Beth sebagai sebuah film alternative yang kaya makna. Sebaliknya, bagi pemilih jawaban negative, tak lagi perlu memaksakan diri untuk menikmatinya. Hal ini karena dari awal hingga akhir,Beth hanya mengambil satu setting. Kehidupan di suatu rumah sakit jiwa.

      Inti cerita film “Beth” berkisah cinta yang tragis antara Beth atau Elizabeth (Inne Febriyanti), dan Pesta (Bucek), sebagai dua anak manusia yang hidup dalam lingkungan sosial yang berbeda. Tak direstui oleh orang tua Beth yang jenderal. Kehidupan asmara Beth-Pesta pun berakhir mengenaskan. Pesta masuk penjara karena tertangkap ketika mengonsumsi narkoba. Beth jadi gila lantaran tak kuat menanggung deritanya. Lebih tragis lagi, keduanya dipertemukan kembali di Rumah Sakit Jiwa Manusia.

      Akan tetapi, kisah cinta Beth-Pesta hanyalah bingkai semata.  Inti film “Beth” yang sebenarnya tentang sejumlah karakter yang kemudian muncul dalam kehidupan para penghuni rumah sakit jiwa itu. Di sana ada penyair gila yang kerjanya hanya menulis dan membaca puisi. Ada politikus gila akibat obsesinya untuk menduduki kepresidenan tak pernah tercapai.

      Di rumah sakit tersebut ada juga seorang peramal yang terpaksa mengabdi karena ia tak diterima masyarakat lantaran pernah di rawat di rumah sakit jiwa itu. Ada pula pasien yang gila justru lantaran terobsesi jadi dokter jiwa. Tingkah para professional gila yang dirangkai dalam acting yang kemudian melahirkan sejumlah pesan moral Aria.

      Melalui tokoh Beth, Aria ingin menawarkan pandangan baru lewat suatu ‘kerajaan’ yang dibangunnya. Bukan di dunia waras tidak pula di dunia gila, tetapi di antara keduanya. “Melalui film ini saya hanya ingin mengungkap realitas dalam ekspresi yang jujur. Tak lebih dari itu,” kata Aria.

      Menurutnya, seperti juga dunia waras, kehidupan di dunia gila juga memiliki logika sendiri. Itu sebabnya ada orang gila yang ternyata berpikiran justru lebih logis ketimbang orang sehat. “sebaliknya, banyak juga orang yang mengaku sehat, tetapi berperilaku tak lebih baik dari orang gila,” tambah Aria.

      Bagaimana pun keadaannya, film “Beth” merupakan ungkapan semangat pemberontakan Aria pada sesuatu yang mapan. Dari sana Aria ingin memberi isyarat bahwa sudah waktunya kita mengkritisi idiom-idiom sesat yang kini terlanjur hidup dalam masyarakat kita. Jelasnya, memandang hidup secara lebih jujur adalah sebuah kebutuhan mendesak.

      Tentang pesan moral ini, pengamat kesenian Afrizal Malna mengatakan, tak dapat tertangkap dengan jelas di film “Beth”. Semua karakter dimainkan bagus dengan porsi yang sama sehingga tak terlihat adanya penonjolan karakter tertentu, “katanya.

      Ia justru melihat “Beth” sebagai gambaran kian sempitnya ruang di masyarakat yang patut dijadikan tempat manusia untuk berkreasi satu-satunya ruang yang tersisa bagi Aria adalah Rumah Sakit Jiwa. “Tapi, soal apakah ini pilihan yang paling tepat, tentu tetap perlu dipertanyakan,”katanya.

      Meskipun demikian, semua itu bersifat multitafsir. Film “Beth” tampak istimewa karena pendekatan Aria yang unik dibanding sineas lain. Nurul Arifin  melihat film karya Aria ini tak ubahnya suatu realitas yang didekati dengan cara yang berkebalikan dari pendekatan yang dilakukan Garin Nugroho dalam karya-karyanya. “Beda dengan karya-karya Garin yang menggambarkan realitas sosial yang selalu dari sisi kehidupan yang manis-manis, Aria lebih suka mendekatinya dari sisi-sisi yang lebih pahit, “kata Nurul. “itu sebabnya semangat Aria ii perlu didukung penuh.” (Republika)

      Teks tersebut menjelaskan film “Beth”. Film itu berkisah tentang cinta tragis antara Beth dengan Pesta, sebagai dua manusia yang hidup dalam lingkungan sosial berbeda. Teks itu menjelaskan bahwa latar film tersebut terjadi di rumah sakit jiwa. Film itu pun mengungkapkan semangat pemberontakan. Semua karakter tokoh di dalamnya dimainkan bagus dengan porsi yang sama sehingga tidak terlihat adanya penonjolan karakter tertentu.

      Itulah beberapa hal yang dapat kita ceritakan kembali setelah membaca teks tersebut. Aspek yang kita ceritakan itu berupa penambahan pengetahuan dan pemahaman kita tentang film “Beth” baik itu tentang isi dan kualitas keseluruhannya. Dengan membaca teks semacam itu, kita pun diajak untuk bersikap menghargai dan selalu kritis ketika memahami suatu karya.

 

Untuk mengetahui pemahaman kita dalam materi ini, Bapak akan memberikan tugas kepada kalian untuk soal di bawah ini. Selamat mengerjakan !

Berilah tanda (V) pada jawaban yang menurut anda benar !

Kalimat

Sesuai

Tidak sesuai

a.      Film “Beth” merupakan film alternative yang kaya makna

 

 

b.      Dari awal hingga akhir, beth hanya mengambil satu setting: kehidupan di suatu rumah sakit jiwa

 

 

c.       Film “Beth” bercerita tentang kisah cinta yang tragis antara Beth dengan Pesta

 

 

d.      Beth jadi gila lantaran tak kuat menanggung derita akibat aborsi paksa

 

 

e.      Beth merupakan gambaran tentang kian sempitnya ruang di masyarakat yang patut dijadikan tempat untuk berkreasi

 

 

 

 

Adapun prosedur dalam mengerjakan tugas tersebut … ada baiknya kalian membaca terlebih dahulu peraturanya sebagai berikut :

1.      Kerjakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab di rumah masing-masing

2.      Kirimkan catatan dan tugas kalian berupa lembar jawaban (jangan lupa tulis nama di lembar jawabannya) dalam bentuk JPEG(foto), pdf juga boleh … serta foto kalian sedang mengerjakan tugas tersebut (bisa meminta orang tua atau saudara di rumah untuk fotoin kalian belajar)  melalui email amrolanibelaras@gmail.com

3.      Paling lambat Bapak tunggu tanggal   14 Februari 2021.

 

Cukup sampai di sini dulu pertemuan kita kali ini anak-anak… selamat mengerjakan … dan jangan lupa … untuk tetap stay at home ya …

 

 

\

Post a Comment

0 Comments