SEBUAH CATATAN: SAYANGI DIRI, JAUHI LINGKUNGAN TOXIC

 

SAYANGI DIRI, JAUHI LINGKUNGAN TOXIC

 



“JIKA KITA TIDAK DIHARGAI, ITU ARTINYA KITA SALAH TEMPAT

KARENA KITA BERHARGA DIMATA ORANG YANG TEPAT “

(AMRO LANI)



Halo semuanya,apa kabar ?

Semoga kalian sehat dan bahagia selalu di manapun kalian berada.

Kali ini aku akan membahas tentang lingkungan toxic. Tahukah anda apa itu lingkungan toxic ?

Lingkungan toxic adalah lingkungan yang membawa pengaruh buruk atau aura negatif di dalam sebuah kehidupan baik itu perkataan,perlakukan, sikap, ataupun tindakan yang dilakukan orang terkhususnya kepada diri kita. Kita merasa disepelekan, dikucilkan, diabaikan, direndahkan, dihina, didiskriminasi, dan lainnya yang membuat diri kita menjadi tidak berharga. Lingkungan toxic tidak hanya berada di lingkungan pertemanan, di tempat kerja, di dalam sebuah organisasi, maupun di tempat lainnya. Melainkan juga bisa dari lingkungan keluarga kita sendiri. Dan itu lebih berat.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita bisa merasakan bahkan menilai orang-orang di sekitar kepada kita. Semakin banyak kita berkenalan dan bertemu dengan orang lain yang berbeda daerah, budaya, suku, agama ataupun lainnya maka kita akan semakin mengerti tentang sifat seseorang. Cangkupan yang lebih luas kita akan lebih mengetahui budaya, adat istiadat, dan sebagainya. Sikap saling menghargai bisa ditunjukkan dengan memperlakukan sama kepada semua orang tanpa memandang suku, agama, jabatan, harta, dsb. Selagi mereka berlaku baik terhadapmu dan semua orang kalian berhak menghargainya dengan keberadaannya.

Bagaimana jika sudah berada dalam lingkungan toxic ? kalau sudah demikian, ada baiknya jangan larut terlalu lama dalam lingkaran kehidupan yang toxic. Jangan biarkan diri kita terus-terusan di bawah kendali dan pengawasan orang. Kita berhak bahagia. Lebih baik pergi mencari lingkungan baru yang membuatmu bahagia dan nyaman. Sayangi diri kalian sebelum kalian menyayangi orang lain. Tapi, bagaimana kalau toxic dalam lingkungan keluarga ? apakah mungkin kita menjauhi atau meninggalkan mereka ? yang pasti kita harus menyadarkan mereka kalau apa yang mereka lakukan itu salah dan minta mereka untuk memperbaikinya dan tentunya kita jangan sampai ikut cara, tindakan ataupun sikap dari keluarga kita yang toxic. Bagaimana pula jika kita yang menjadi sumber toxic bagi orang lain? Ya, tentunya kita harus intropeksi diri dan segera menghentikannya.

Tidak penting seberapa banyak atau sedikit jumlah temanmu. Kebahagiaan dan kenyamanan tidak diukur dari itu semua. Semua tergantung pilihan yang kita ambil. Ada banyak orang yang bahagia dengan banyak teman. Ada juga sebaliknya. Ada yang merasa baik-baik saja dan tidak terganggu dengan lingkungan yang toxic. Ada juga sebaliknya. Tetapi, saya hanya memberikan pencerahan, tidak ada yang namanya lingkungan toxic yang membuat aman dan bahagia. Mungkin, sekarang mental kita sedang kuat, namun lambat laun kita akan merasakan juga betapa meruginya berada di lingkungan yang toxic. Kita diberikan akal,pikiran, dan juga perasaan. Dari sana kita bisa tahu apakah orang-orang di sekitar kita toxic atau bukan. Percayalah pada akal pikiranmu bukan perasaanmu. Kau merasa dia sebenarnya baik namun kenyataannya tidak demikian. Gunakan perasaanmu dengan tepat.

Seorang anak kecil akan lebih bahagia dibelikan mainan dibanding emas atau berlian. Lain halnya ketika emas atau berlian diberikan kepada wanita dewasa atau seorang istri. Mereka sangat bahagia jika diberikan hadiah itu. Ini menunjukkan kalau penghargaan bisa kita dapatkan jika kita menemukan orang yang tepat. Belajar menghargai diri sendiri dengan memilih orang yang bisa saling menghargai dalam kehidupan kita. Jika kamu tidak dihargai dalam sebuah lingkungan. Yakinlah, itu artinya kita salah dalam sebuah lingkungan. Cari lingkungan baru, yang bisa membuatmu berkembang dan saling mendukung satu sama lain.

 

 

12 JULI 2021

 

\

Post a Comment

0 Comments